Rabu, 01 Juli 2009

Jangan menangis, Donald Trump pun jatuh bangun


Barangkali banyak di antara kita yang menganggap Donald Trump sukses membangun bisnis karena ia punya nama besar. Sudah jadi rahasia umum seseorang yang memiliki nama besar hampir selalu ditolong tangan ketiga. Tetapi Trump menunjukkan bahwa ia tak mudah membangun bisnisnya. Ia harus pula jatuh bangun. Bahkan ia pernah jatuh ke jurang yang teramat dalam yang tak pernah dialami kebanyakan pengusaha: utangnya menggelembung hingga puluhan triliun rupiah. Tetapi dengan ambisinya yang kuat dan kepiawaiannya bernegosiasi akhirnya ia terangkat kembali ke permukaan.

Kini Trump merupakan salah seorang pengusaha ternama Amerika. Majalah Business Week pernah menobatkannya sebagai salah satu dari 10 orang yang paling kompetitif di dunia. Apa sebenarnya yang membuat Trump begitu kompetitif? Trump menulis 33 rahasia suksesnya dalam buku yang di Indonesia diterjemahkan dengan judul The Trump Way. The Way to Success (33 Rahasia Sukses Donald Trump).

Lima bab (rahasia) pertama saja sudah menunjukkan ambisi Trump. Bab pertamanya menunjukkan rahasianya bahwa Jangan Sia-siakan Hidup Anda untuk Pekerjaan yang Tidak Anda Sukai. Bab (rahasia) kedua menyebut Tetapkan Standar Tinggi. Ketiga, Berpikir Skala Trump. Dan seterusnya.

Soal pekerjaan yang disukai ia berujar, "Gairah sangatlah penting untuk mencapai segala macam kesuksesan abadi. Saya mengetahuinya dari pengalaman. Jika Anda tidak memiliki gairah dalam suatu bidang, apa pun yang Anda lakukan pada akhirnya akan menguap atau setidaknya menjadi biasa-biasa saja."

Suatu kali ia pernah meminta saran para penasihatnya apa yang harus dilakukan terhadap landmark di Trump Tower. Mereka, kata Trump, menyarankan ia menggantung lukisan-lukisan indah di lobi karena Trump mencintai lukisan. Tapi Trump punya pikiran lain. Ia menginginkan air terjun setinggi 24,5 meter di lobi Trump Tower. Dan ketika air terjun itu terwujud, air terjun terssebut tak hanya jadi ikon Trump Tower tapi jadi ikon bagi New York City tempat Trump Tower berada. “Saya sendiri yang menentukan standar saya pada evel yang tinggi.”

Yang bisa dipelajari dari Trum adalah, kita jangan menangis jika gagal. Temukan semangat untuk membangun usaha lagi. Mungkin kesempatan kedua akan jauh lebih sukses. (Den Setiawan, den.setiawan@yahoo.co.id Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar